Bagaimana kemusyrikan bermula?


Jika anda mencermati bagaiman kemusyrikan tumbuh di muka bumi, anda akan mendapati bahwa pemicunya adalah sikap berlebihan terhadap orang-orang shalih dengan menyanjung mereka diatas porsi yang semestinya. Seperti yang terjadi pada kaum Nuh-Alaihissalam- , sebelumnya seluruh manusia bertauhid, mereka menyembah Allah-'Azza wa jalla- tanpa menekutukanNya, dan tidak ada suatu kemusyrikan pun dimuka bumi.

Mereka memiliki lima orang shalih, yaitu Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq, Nashr, mereka adalah ahli ibadah dan guru agama bagi manusia. Ketika mereka meninggal, kaum mereka bersedih hati dan berkata: "Orang-orang yang pernah mengingatkan kita untuk melakukan ibadah dan memerintahkan kita untuk melakukan ketaatan telah pergi"

Maka syaithan berbisik kepada mereka: "Seandainya kalian membuat gambar mereka dalam bentuk patung kemudian kalian letakkan di masjid, sehingga jika kalian melihatnya kalian akan mengingat ibadah dan kalian pun akan bertambah bersemangat"Merekapun melaksanakan seperti yang syaithan bisikkan, mereka menjadikan patung-patung tersebut sebagai tanda untuk mengingatkan mereka akan ibadah dan amal shalih.

Begitulah, setiap mereka melihat patung-patung tersebut maka mereka akan teringat ibadah. Berlalulah beberapa tahun, dan generasi itu berlalu, lalu timbuhlah generasi setelah mereka. Generasi itu tumbuh besar dan menyaksikan bagaimana pendahulu mereka menyanjung patung-patung tersebut dan mengagungkannya, karena semuanya mengingatkan mereka akan ibadah.

Kemudian tumbuhlah generasi selanjutnya, kemudian iblis berkata pada mereka: "Sesungguhnya orag-orang sebelum kamu menyembahnya, juka mereka tertimpa kemarau atau memiliki hajat, mereka bersandar kepadanya"

Mereka pun menyembahnya, sampai Allah-'Azza wa jalla- mengutus Nuh-'Alaihissalam- kepada mereka, mereka diseur selama 950 tahun, dan tidak ada yang yang beriman bersamanya kecuali sedikit saja, maka Allah-'Azza wa jalla- murka atas orang-orang kafir, merekapun dibinasakan dengan banjir yang besar. Inilah yang terjadi pada kaum Nuh-'Alaihissalam-.

Bagaimana kemusyrikan tumbuh pada zaman Nabi Ibrahim'Alaihissalam-?

Mereka menembah bintang-bintang dan planet-planet, mereka menganggap semuanya mengatur ala mini, mengilangkan musibah, menjawab segala doa, dan mengabulkan segala permintaan. Mereka meyakini planet-planet tersebut sebagai perantara antara Allah-'Azza wa jalla- dengan makhlukNya dan bahwa pengaturan ala mini diwakilkankepada mereka, setelah itu mereka membuat patung-patung dalam bentuk planet-planet dan malaikat.

Ayah Nabi Ibrahum-'Alaihissalam- sendiri adalah pembuat patung dan memberikannya kepada anak-anaknya untuk menjualnya. Dia mengharuskan Ibrahim-'Alaihissalam- untuk keluar menjal patung-patung buatannya, maka Ibrahim-'Alaihissalam- menawarkannya sambil berkata: "Siapa yang mau membeli apa yang tidak bias memberinya mudharat maupun manfaat?"

Saudara-saudaranya pulang dan mereka telah menjual patung-patung tersebbut, namun Ibrahim-'Alaihissalam- ulang tanpa satupun dari patungnnya yang laku. Kemudian beliau menyuruh ayah dan kaumnya mencampakkan patung tersebut, namun mereka tidak menyambut ajakannya, maka beliau menghancurkan patung-patung mereka. Akhirnya mereka hendak membakar beiau namun Allah-'Azza wa jalla¬¬- menyelamatkannya dari api.

( Irkab Ma'ana, Dr. Muhammad bin Abdurrahman Al-Arifi)

0 komentar:

Posting Komentar